Suatu hari, diakhir tahun 2008 Mak Suraida sudah hadir duluan di
sekolah belakang, gedung pinjaman bekas kantor kehutanan. Beliau duduk
sendirian di emperan teras sekolah sambil menunggu teman-teman yang lain
datang. Sekolah masih terkunci. Ketika aku datang, beliau berdiri
sambil berseru, "Lai kau tarimo den gaek iko jadi murik kau ,Ibet? Beliau merayu seraya berkata lagi, " Ciek anyo kito ko, kito samo-samo Picancang, cucu den kau,"
Beliau lantas tersenyum sambil memperlihatkan giginya yang tinggal dua,
satu diatas sebelah kiri,dan satu lagi dibawah sebelah kanan. Namun
senyum itu saudariku tetap mempesona, mungkin karena terpancar dari
ketulusan dan kebeningan hatinya. Beliau berkata lagi "Nenek kau dibawah den umuanyo, bakakak nyo ka den, sampai amak kau bakakak pulo ka den".
Friday, 25 December 2015
Saturday, 26 September 2015
WHY HOMESCHOOLING?
Kami sekeluarga mengenal istilah Homeschooling atau Home Education
pada bulan Mei
2005, ketika harian Kompas
memuat liputan berita utama tentang praktisi Homeschooling di Indonesia.
Kami baru
melaksanakannya dengan sadar mulai
Januari 2007. Walaupun pada
hakekatnya semenjak si sulung masih dalam kandungan, bahkan kala proses
perjodohanpun secara tidak sadar proses Home Education sudah diterapkan juga.
Sebab sebagai orang tua tidak ada sebenarnya yang istimewa yang kami lakukan
dengan proses Homeschooling/Home Education. Kami hanya melaksanakan apa yang
semestinya orang tua lakukan terhadap anak-anaknya.
HOMESCHOOLING EMAK
Pengalaman selalu
menarik untuk dibaca, karena pengalaman adalah guru yang baik, tidak hanya bagi
yang mengalaminya sendiri tapi juga bagi orang lain, kalau yang mengalaminya
dapat berbagi cerita atau menuliskannya.
Selalu ada
pembelajaran dan hikmah untuk setiap jalan yang ditempuh sesorang.Hikmah akan
sangat berkesan tersebab jalan yang ditempuh penuh perjuangan.
Banyak orang yang
terus berada dan bertahan di zona aman dan nyaman sebagai safety player
tak berani menantang arus dan mengambil resiko serta mengambil keputusan yang
berbeda walaupun zona aman tersebut bertentangan dengan keinginan dan hati
nurani.
Tidak begitu
dengan keluarga kami, dan banyak keluarga lain yang memilih homeschooling. Risk
taker, barangkali itu julukan yang tepat. Kami lebih mengambil resiko untuk
suatu hal yang diyakini mempunyai kemashlahatan yang lebih baik
Keinginan saya
yang kuat untuk berbagi, serta menjawab berbagai pertanyaan dan rasa penasaran
banyak orang tentang homeschooling
kami, membuat saya begitu ingin merangkai tulisan ini. Disini, saya beranikan diri,
untuk bercerita tentang perjalanan homeschooling emak, pengalaman kami, dan
anak-anak dalam menjalani homeschooling. Berharap bisa menebar manfaat walau
dengan segala keterbatasan dan kedhoifan diri. Semoga tulisan ini, menjadi amal
jariyah yang pahalanya selalu mengalir walaupun, aku telah tiada
JEJAK MATEMATIKA
Manut Guru
“Kamu mau melanjutkan kuliah dimana?” tanya Bu Sisfa ketika kami
berjalan beriringan di koridor kantor sekolah. Bu Sisfa adalah guru PSPB di SMA
dimana aku sekolah. “Saya mau ngambil Bahasa Inggris di IKIP,Bu”
jawabku. “Lho kenapa Bahasa Inggris?
Emang kamu jurusan apa?” “Saya biologi Bu”jawabku. “Kalau kamu jurusan
IPA sebaiknya kamu pilih jurusan IPA. Ngapain kamu sudah capek-capek
belajar IPA terus ngga bermanfaat ilmunya,” saran bu Sisfa panjang
lebar.
SENTUHAN HIDAYAH
Kalaulah beriman
penduduk suatu kaum, maka Allah akan melimpahkan rahmat/rezki dari langit dan
bumi.
Alangkah
indahnya hidup dalam cahaya Islam. Wajah-wajah penuh senyuman. Ucapan salam
bertebaran dimana-mana, dijalan, di warung, dirumah, di mesjid, dilapangan, dan
dimana saja. Ibu-ibu, remaja putri, anak-anak perempuan, semuanya menutup aurat
dengan jilbab yang rapi. Anak-anak rajin ke mesjid dan mushalla untuk belajar Alqur'an. Azan selalu
berkumandang setiap waktu shalat wajib tiba. Masjid-masjid penuh dengan jamaah.
Bumi juga penuh berkah. Janji Allah memang pasti "Kalaulah beriman penduduk suatu kaum, maka Allah akan melimpahkan
rahmat/rezki dari langit dan bumi. Kala itu durian berbuah melimpah. Durian
Kuranji waktu itu sungguh terkenal enak. Harganyapun mahal. Manggis juga
berbuah lebat sekali. Manggis dengan kualitas super dihargai dengan sangat
tinggi perkilonya. Warga Kuranji hidup makmur. Peredaran uang meningkat. Daya
beli masyarakat menjadi semakin tinggi.
PROLOG
Kusyukuri setiap
langkah perjalanan hidup yang telah kutapaki. Selalu ada pembelajaran dan
hikmah untuk setiap jalan yang ditempuh.Hikmah akan sangat berkesan tersebab
jalan yang ditempuh penuh perjuangan.
Berulang kali
dihadapkan pada dua pilihan sulit. Tak
ada pilihan terbaik kecuali tunduk tafakur sujud menghinakan diri pada Allah
Azza wa Jalla. Mengakui kelemahan dan kepapaan
diri sembari pasrah bersandar ikhlash padaNya. Wallahu raufun bil ‘ibaad. Laa
yadhurruhu syaian fil ardhi wa laa fissamaa’.
DREAM
Saudaraku, ini adalah seuntai
catatan sebelum perjalanan ruhiah ke
tanah suci, nan syahdu dan mengharu biru. Betapa dhoifnya diri ini, namun kasih
sayang Allah begitu luas.Betapa sangat
terasa Allah begitu dekat, pertolongan-Nya begitu nyata, tarbiah dan
hikmah-Nya langsung terasa tanpa perantara. Tak pelak, telunjuk langsung di
hadapkan ke diri, betapa tak boleh lagi ada jenak yang terbuang sia-sia di
setiap nafas yang hela menghela.
Wednesday, 16 September 2015
MEMBANGUN LINGKUNGAN YANG MENCERDASKAN DARI RUMAH
Sengaja materi kulwapp IIP Aceh dengan Teh Kiki Barkiah ini saya muat di blog pribadi, agar pelajaran berharga ini bisa terdokumentasi,dan kebermafaatannya bisa lebih besar serta bisa dibaca ulang kapanpun dibutuhkan.
Tema: Membangun Lingkungan yang Mencerdaskan Anak dari dalam Rumah
Biodata narsum:
Nama :Kiki Barkiah
Lahir :Bandung, 29th yang lalu
Status :Menikah dengan Aditya Irawan
Ibu dari Ali, Shafiyah, Shiddiq, Faruq, Fatih
Nama :Kiki Barkiah
Lahir :Bandung, 29th yang lalu
Status :Menikah dengan Aditya Irawan
Ibu dari Ali, Shafiyah, Shiddiq, Faruq, Fatih
Pendidikan terakhir :Teknik elektro ITB
Aktivitas saat di Indonesia :Pengusaha dari rumah
Aktivitas saat ini :
🔸Homeschooler 5 anak (SMP, SD, TK, Pre School dan bayi)
🔸Ketua yayasan al kindi batam (komunitas homeschool, rumah tahfidz, dan day care)
🔸Pengasuh group parenting FOCER (forum curhat emak rempong)
🔸Pengasuh dan penyiar program siaran Ibu Indonesia Berbagi di radiopengajian.com
🔸Hobby menulis status parenting di facebook
🔸Ketua yayasan al kindi batam (komunitas homeschool, rumah tahfidz, dan day care)
🔸Pengasuh group parenting FOCER (forum curhat emak rempong)
🔸Pengasuh dan penyiar program siaran Ibu Indonesia Berbagi di radiopengajian.com
🔸Hobby menulis status parenting di facebook
Motto :
Berjuang dan berusahalah, berikan yang terbaik untuk ummat meskipun kamu harus berkorban
Berjuang dan berusahalah, berikan yang terbaik untuk ummat meskipun kamu harus berkorban
Alamat :San Jose, California (admin:sdh pindah ke bandung)
Oleh Kiki Barkiah
Semua orang tua pasti bahagia jika memiliki anak-anak yang cerdas. Sayangnya sebagian diantara mereka menganggap bahwa salah satu jalan mencerdaskan anak adalah dengan menyekolahkan anak sedini mungkin. Padahal masa-masa pengikatan hubungan anak dan orang tua yang paling berharga dan menjadi modal besar bagi hubungan mereka di masa yang akan datang adalah kedekatan di masa -masa awal tumbuh kembang mereka.
Sekolah memang salah satu sarana mencerdaskan anak, namun bukan berarti proses mencerdasakan anak tidak dapat dilakukan diluar bangku sekolah.
Saat ini berbagai produk-produk edukasi mulai berjamur di masyarakat dan menginspirasi para orang tua untuk mengisi waktu yang berkualitas dengan anak-anak mereka. Berbagai pengetahuan kognitif mulai diberikan sedini mungkin bahkan tak jarang para ibu berbayi disibukkan dengan membacakan kartu belajar kepada bayi-bayi mereka.
Dalam kehidupan nyata ternyata kecerdasan tidak hanya ditentukan oleh seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang. Lalu bagaimanakah proses pendidikan yang mencerdaskan? Sebelum kita membahas proses, tentunya kita harus dapat mendefinisikan kecerdasan yang kita ingin raih dari proses yang kita dilakukan. Menyimpulkan dari beberapa definisi cerdas yang ditulis para ahli, kecerdasan yang sebaiknya kita bangun dalam diri anak-anak diantaranya:
1. Kemampuan menyimpan informasi dalam memori
2. Kemampuan mengambil, menggabungkan, membandingkan, dan menggunakan informasi yang dimiliki untuk diterapkan dalam konteks baru dan keterampilan konseptual
3. Kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan
4. Kapasitas intelektual yang dibutuhkan untuk dapat bersikap dan berfikir secara rasional serta bertindak secara efektif dalam menghadapi lingkungannya
5. kemampuan untuk memecahkan masalah
6. kemampuan untuk menciptakan hal baru
7. kemampuan untuk menemukan atau menciptakan masalah baru yang menjadi peletak dasar munculnya pengetahuan baru
1. Kemampuan menyimpan informasi dalam memori
2. Kemampuan mengambil, menggabungkan, membandingkan, dan menggunakan informasi yang dimiliki untuk diterapkan dalam konteks baru dan keterampilan konseptual
3. Kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan
4. Kapasitas intelektual yang dibutuhkan untuk dapat bersikap dan berfikir secara rasional serta bertindak secara efektif dalam menghadapi lingkungannya
5. kemampuan untuk memecahkan masalah
6. kemampuan untuk menciptakan hal baru
7. kemampuan untuk menemukan atau menciptakan masalah baru yang menjadi peletak dasar munculnya pengetahuan baru
Dari point diatas dapat jelas terlihat bahwa yang lebih penting dalam sebuah proses belajar adalah bagaimana ilmu itu dapat berbuah amal. Bagi seorang muslim kecerdasan yang dibangun dengan definisi diatas belumlah sempurna. Dalam sebuah hadist disebutkan Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma berkata, “Suatu hari aku duduk bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama?’ Rasulullah menjawab, ‘Yang paling baik akhlaqnya’. Kemudian ia bertanya lagi, ‘Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?’. Beliau menjawab, ‘Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.’ (HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy. Syaikh Al Albaniy dalam Shahih Ibnu Majah)
Masya Allah, agama islam yang mulia telah secara sempurna mendefinisikan orang yang paling cerdas dari sebuah titik akhir kehidupan. Bertapa sayangnya jika orang-orang yang cerdas dalam definisi yang utarakan para ahli tidak berbuah pada kebahagiaan dalam kehidupan setelah kematian. Oleh karena itu prinsip penting yang harus dipegang oleh seorang muslim adalah apapun proses belajar yang kita lakukan harus berbuah pada upaya mempersiapkan kematian.
Dari definisi tersebut sangatlah nyata terlihat bahwa pengetahuan kognitif hanyalah salah satu bagian kecil dari proses pendidikan yang mencerdaskan. Maka amatlah disayangkan jika nilai-nilai yang baik dari anak-anak kita, prestasi gemilang dari anak-anak kita, banyaknya materi yang dihafal anak-anak kita, tidak menjadikan mereka memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan apalagi mengharapkan mereka dapat menciptakan hal baru yang bermanfaat bagi manusia.
Apapun bentuk pendidikan yang kita pilih bagi anak-anak kita, baik itu pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal seperti melalui kursus dan pelatihan, ataupun pendidikan di dalam rumah yang kini terkenal dengan istilah home education dan homeschooling, upayakanlah agar proses itu menjadi proses pendidikan yang mencerdaskan.
Sebagian besar orang tua tidak menyadari bahwa hal-hal yang terlihat sepele atau yang biasa terjadi didalam lingkungan rumah adalah proses pendidikan yang menentukan kecerdasan. Sebagian dari mereka berfikir bahwa membangun kecerdasan dilakukan dengan menyelenggarakan kegiatan edukasi yang bersifat memberi tambahan pengetahuan kognitif. Bahkan sayangnya mereka cenderung disibukkan dengan proses belajar membaca, menulis dan menghitung. Sehingga tidak jarang kita melihat anak-anak pintar yang berprestasi di sekolah masih manja dan tidak bisa memenuhi keperluan dirinya.
Hal yang jauh lebih penting dalam mempersiapkan anak-anak usia pra sekolah bukanlah kemampuan mereka dalam membaca, menulis dan berhitung namun mempersiapkan mereka memiliki perilaku dan sikap yang baik dalam belajar sehingga terbangun kepribadian manusia pembelajar dalam diri mereka.
Sikap yang perlu dibangun untuk melahirkan anak-anak yang cerdas pada awal-awal usia kehidupan mereka yang jauh lebih penting daripada memberikan pengetahuan kognitif, diantaranya:
1. Anak dapat menunjukkan semangat dan rasa ingin tahu sebagai seorang pembelajar
2. Anak memiliki daya tahan dalam mengerjakan tugas sampai tuntas dan bersedia mencari bantuan ketika menghadapi masalah
3. Anak bersikap menyenangkan dan kooperatif dalam kegiatan belajar.
4. Anak dapat berinteraksi dengan mudah dengan satu atau lebih anak-anak
5. Anak dapat berinteraksi dengan mudah dengan orang dewasa yang dikenal
6. Anak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok
7. Anak dapat bermain dengan orang lain dengan cara yang baik
8. Anak bersedia bergiliran dan berbagi mainan
9. Anak dapat membersihkan dan merapihkan lingkungan setelah menggunakannya
10. Anak dapat mencari bantuan orang dewasa bila diperlukan untuk menyelesaikan konflik
11. Anak dapat menggunakan kata-kata dan cara yang baik untuk menyelesaikan konflik
12. Anak dapat mendengarkan dengan pemahaman terhadap arahahan, perintah dan percakapan
13. Anak khususnya usia pra sekolah dapat mengikuti satu sampai dua petunjuk
14. Anak dapat berbicara dengan cukup jelas untuk dipahami tanpa harus memberikan petunjuk kontekstual
15. Anak dapat bercerita berkaitan pengalaman disertai dengan pemahaman tentang urutan peristiwa
16. Anak memiliki minat terhadap kegiatan yang berhubungan dengan membaca
17. Anak mendengarkan dengan antusias saat dibacakan buku
18. Anak dapat menyampaikan kembali informasi yang didapat dari cerita
19. Anak dapat menunjukan urutaan cerita melalui gambar secara logis
20. Anak dapat bermain peran dengan benda-benda
21. anak dapat mengambil peran dalam permainan berpura-pura
2. Anak memiliki daya tahan dalam mengerjakan tugas sampai tuntas dan bersedia mencari bantuan ketika menghadapi masalah
3. Anak bersikap menyenangkan dan kooperatif dalam kegiatan belajar.
4. Anak dapat berinteraksi dengan mudah dengan satu atau lebih anak-anak
5. Anak dapat berinteraksi dengan mudah dengan orang dewasa yang dikenal
6. Anak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok
7. Anak dapat bermain dengan orang lain dengan cara yang baik
8. Anak bersedia bergiliran dan berbagi mainan
9. Anak dapat membersihkan dan merapihkan lingkungan setelah menggunakannya
10. Anak dapat mencari bantuan orang dewasa bila diperlukan untuk menyelesaikan konflik
11. Anak dapat menggunakan kata-kata dan cara yang baik untuk menyelesaikan konflik
12. Anak dapat mendengarkan dengan pemahaman terhadap arahahan, perintah dan percakapan
13. Anak khususnya usia pra sekolah dapat mengikuti satu sampai dua petunjuk
14. Anak dapat berbicara dengan cukup jelas untuk dipahami tanpa harus memberikan petunjuk kontekstual
15. Anak dapat bercerita berkaitan pengalaman disertai dengan pemahaman tentang urutan peristiwa
16. Anak memiliki minat terhadap kegiatan yang berhubungan dengan membaca
17. Anak mendengarkan dengan antusias saat dibacakan buku
18. Anak dapat menyampaikan kembali informasi yang didapat dari cerita
19. Anak dapat menunjukan urutaan cerita melalui gambar secara logis
20. Anak dapat bermain peran dengan benda-benda
21. anak dapat mengambil peran dalam permainan berpura-pura
Adapun berbagai pengetahuan kognitif yang dapat kita sampaikan kepada anak anak usia pra sekolah diantaranya:
Huruf
1. Mengenalkan huruf
2. Mengidentifikasi huruf besar
3. Mengidentifikasi huruf-huruf kecil
1. Mengenalkan huruf
2. Mengidentifikasi huruf besar
3. Mengidentifikasi huruf-huruf kecil
Logika Matematika
1. Pola dan hubungan berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran
2. pengelompokan benda
3. Mengenali pola sederhana dan menduplikasi pola
1. Pola dan hubungan berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran
2. pengelompokan benda
3. Mengenali pola sederhana dan menduplikasi pola
Konsep angka dan operasi
1. menghitung sampai 20
2. menghitung benda dalam kisaran jumlah 10
3. Mencocokan angka
4.Mengidentifikasi angka secara simbolik 0-10
1. menghitung sampai 20
2. menghitung benda dalam kisaran jumlah 10
3. Mencocokan angka
4.Mengidentifikasi angka secara simbolik 0-10
Geometri dan hubungan spasial
1. Mengidentifikasi 4 bentuk- lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga
2. Menunjukkan konsep posisi / arah, konsep (atas / bawah, di atas /di bawah, didalam/ diluar, di belakang / di depan, di samping / di antara, tinggi / rendah, kanan / kiri, nyala / mati, pertama / terakhir, jauh / dekat, maju/berhenti).
Pengukuran
1. Mengidentifikasi 4 bentuk- lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga
2. Menunjukkan konsep posisi / arah, konsep (atas / bawah, di atas /di bawah, didalam/ diluar, di belakang / di depan, di samping / di antara, tinggi / rendah, kanan / kiri, nyala / mati, pertama / terakhir, jauh / dekat, maju/berhenti).
Pengukuran
1. Menunjukkan pemahaman dalam menggunakan kata-kata pembanding (besar / kecil, pendek / panjang, tinggi / pendek, lambat / cepat, sedikit / banyak, kosong / penuh, kurang / lebih.
Keterampilan motorik kasar
1. Dapat menggunakan dan mengendalikan sepeda roda tiga
2. Melompat di tempat dan mendarat dengan dua kaki
3. Dapat berdiri dengan satu kaki selama 5 detik
4. Melompat dengan 1 kaki 2-3 kali lompatan
5 Melempar bola dengan arah
6. Menangkap bola yang dilempar dengan tangan
7. Memanjat tangga bermain
8. Melompat dengan lancar selama 20 kaki
Keterampilan Motorik halus
2. Melompat di tempat dan mendarat dengan dua kaki
3. Dapat berdiri dengan satu kaki selama 5 detik
4. Melompat dengan 1 kaki 2-3 kali lompatan
5 Melempar bola dengan arah
6. Menangkap bola yang dilempar dengan tangan
7. Memanjat tangga bermain
8. Melompat dengan lancar selama 20 kaki
Keterampilan Motorik halus
1. Menumpuk sampai 10 balok
2. Meronce manik manik besar
3. Melengkapi puzzle tujuh potongan
4. Membuat pancake, ular, dan bola dari plastisin
5. Memegang pensil dengan benar
6. Menyalin garis vertikal, garis horizontal, lingkaran, persegi, V, segitiga
7. Menulis nama depan
8. Menulis nama depan tanpa contoh
9. Memegang gunting dengan benar
10. Potongan dalam garis lurus di atas kertas konstruksi
11. Memotong persegi di atas kertas konstruksi
12. Memotong segitiga di atas kertas konstruksi
13. Memotong lingkaran di atas kertas konstruksi
14. Menggunakan lem dan menempel tepat
15. Menggunakan lem dalam jumlah yang tepat saat mengerjakan tugas-tugas
Semua materi diatas sifatnya hanya pengenalan. Mungkin ada beberapa anak yang mudah menerima konsep tersebut tapi ada juga yang membutuhkan waktu. Proses tersebut dapat terus kita lanjutkan sedemikian hingga diharapkan anak anak telah memiliki pencapaian berikut diakhir usia TK:
2. Meronce manik manik besar
3. Melengkapi puzzle tujuh potongan
4. Membuat pancake, ular, dan bola dari plastisin
5. Memegang pensil dengan benar
6. Menyalin garis vertikal, garis horizontal, lingkaran, persegi, V, segitiga
7. Menulis nama depan
8. Menulis nama depan tanpa contoh
9. Memegang gunting dengan benar
10. Potongan dalam garis lurus di atas kertas konstruksi
11. Memotong persegi di atas kertas konstruksi
12. Memotong segitiga di atas kertas konstruksi
13. Memotong lingkaran di atas kertas konstruksi
14. Menggunakan lem dan menempel tepat
15. Menggunakan lem dalam jumlah yang tepat saat mengerjakan tugas-tugas
Semua materi diatas sifatnya hanya pengenalan. Mungkin ada beberapa anak yang mudah menerima konsep tersebut tapi ada juga yang membutuhkan waktu. Proses tersebut dapat terus kita lanjutkan sedemikian hingga diharapkan anak anak telah memiliki pencapaian berikut diakhir usia TK:
1. Anak dapat mengikuti aturan kelas
2. Anak dapat terpisah dari orang tua atau pengasuh dengan mudah
3. Anak bersedia melakukan sesuatu secara bergiliran
4. Anak dapat memotong menggunakan gunting mengikuti garis
5. Anak telah menentukan tangan mana yang secara dominan
6. Anak memahami konsep-konsep waktu seperti kemarin, hari ini, dan besok
7. Anak dapat berbaris dengan tertib
8. Anak dapat menyetujui dan mengikuti petunjuk dengan mudah
9 Anak dapat berkonsentrasi selama 15 sampai 20 menit
10. Anak dapat memegang krayon dan pensil dengan benar
11. Bersedia berbagi mainan dan alat belajar
12. Mengetahui 10 warna dasar: merah, kuning, biru, hijau, oranye, hitam, putih, dan pink, coklat, ungu
13. Anak dapat mengenali dan menulis huruf-huruf alfabet dalam bentuk huruf besar dan huruf kecil
14. Anak dapat mengetahui hubungan antara huruf dan suara yang mereka buat
15. Anak diharapkan dapat mengenali kata atau membaca kalimat sederhana
16. Anak dapat mengeja atau menulis nama lengkapanya
17 Anak dapat menceritakan kembali cerita yang telah dibaca dengan suara keras
18 anak dapat menyampaikan pendapat melalui menggambar, menulis, atau berbicara
19 Anak dapat mengidentifikasi dan menulis angka 0-20
20. Menghitung dengan satuan dan puluhan hingga 100
21. Menyelesaikan soal penjumlahan sampai dengan 10
21. Menyelesaikan soal pengurangan dengan angka 0-10
22. Mengetahui bentuk dasar seperti persegi, segitiga, segi empat, dan lingkaran
23. Mengetahui alamat dan nomor telepon nya untuk keperluan keamanan diri
24. Anak dapat berpartisipasi dalam kegiatan gerak tubuh (seperti senam atau tari) dalam kelompok
25. Anak dapat menggunakan berbagai bahan-bahan seni untuk pengalaman eksplorasi
2. Anak dapat terpisah dari orang tua atau pengasuh dengan mudah
3. Anak bersedia melakukan sesuatu secara bergiliran
4. Anak dapat memotong menggunakan gunting mengikuti garis
5. Anak telah menentukan tangan mana yang secara dominan
6. Anak memahami konsep-konsep waktu seperti kemarin, hari ini, dan besok
7. Anak dapat berbaris dengan tertib
8. Anak dapat menyetujui dan mengikuti petunjuk dengan mudah
9 Anak dapat berkonsentrasi selama 15 sampai 20 menit
10. Anak dapat memegang krayon dan pensil dengan benar
11. Bersedia berbagi mainan dan alat belajar
12. Mengetahui 10 warna dasar: merah, kuning, biru, hijau, oranye, hitam, putih, dan pink, coklat, ungu
13. Anak dapat mengenali dan menulis huruf-huruf alfabet dalam bentuk huruf besar dan huruf kecil
14. Anak dapat mengetahui hubungan antara huruf dan suara yang mereka buat
15. Anak diharapkan dapat mengenali kata atau membaca kalimat sederhana
16. Anak dapat mengeja atau menulis nama lengkapanya
17 Anak dapat menceritakan kembali cerita yang telah dibaca dengan suara keras
18 anak dapat menyampaikan pendapat melalui menggambar, menulis, atau berbicara
19 Anak dapat mengidentifikasi dan menulis angka 0-20
20. Menghitung dengan satuan dan puluhan hingga 100
21. Menyelesaikan soal penjumlahan sampai dengan 10
21. Menyelesaikan soal pengurangan dengan angka 0-10
22. Mengetahui bentuk dasar seperti persegi, segitiga, segi empat, dan lingkaran
23. Mengetahui alamat dan nomor telepon nya untuk keperluan keamanan diri
24. Anak dapat berpartisipasi dalam kegiatan gerak tubuh (seperti senam atau tari) dalam kelompok
25. Anak dapat menggunakan berbagai bahan-bahan seni untuk pengalaman eksplorasi
Lalu bagaimana tentang kemampuan membaca? Mungkin banyak para orang tua yang merasa panik ketika anak-anak belum bisa membaca saat usia lulus TK. Dalam buku Miseducation Preschool at Risk, David Elkind justru merekomendasikan untuk mulai belajar membaca secara simbolik saat usia anak anak kehilangan gigi susu. Meskipun begitu pada beberapa anak yang mampu dan menunjukkan minat serta melakukan dengan senang, proses belajar membaca bisa dilakukan lebih awal. Hal yang jauh lebih penting dari mengajarkan skill membaca adalah:
1. proses menamkan kecintaan kepada buku dan ilmu
2. Melatih kemampuan anak dalam memahami isi bacaan.
3. Memperluas kosakata melalui kegiatan membaca
4. Memperluas wawasan melalui kegiatan membaca
1. proses menamkan kecintaan kepada buku dan ilmu
2. Melatih kemampuan anak dalam memahami isi bacaan.
3. Memperluas kosakata melalui kegiatan membaca
4. Memperluas wawasan melalui kegiatan membaca
Ketidakbijaksanaan dalam.mengajari anak-anak membaca justru dapat berakibat menghilangkan fitrah mereka sebagai manusia pembelajar. Fenomena saat ini banyak anak-anak yang mampu membaca tapi tidak mampu menangkap isi bacaan karena kekurang tepatan langkah awal dalam mengenalkan dunia membaca.
Dari pemaparan diatas ternyata proses menciptakan lingkungan yang mencerdaskan anak menjadi sangatlah sederhana. Orang tua yang ingin melakukan homeschooling di usia dini tidak perlu terlalu panik dalam menyusun kurikulum dan rencana pembelajaran. Dalam pendapat penulis yang dibutuhkan dalam usia awal-awal kehidupan mereka hanyalah sebagai berikut
1. Perbanyak menyusui secara langsung tanpa bantuan botol
2. Perbanyak diskusi tentang lingkungan sekitar
3. Perbanyak melibatkan mereka dalam pekerjaan sehari-hari
4. Perbanyak melatih mereka melakukan keperluan dirinya sendiri dan menyelsaikan masalah yang mereka hadapi
5. Perbanyak kegiatan membaca buku bersama mereka ean mendiskusikan isi bacaan
6. Perbanyak olahraga bersama mereka
7. Perbanyak melakukan kegiatan bermain aktif
8. Perbanyak cinta dan kasih sayang
9. Perbanyak membaca al quran sejak dalam kandungan
10. Perbanyak doa dan sedekah, insya Allah
1. Perbanyak menyusui secara langsung tanpa bantuan botol
2. Perbanyak diskusi tentang lingkungan sekitar
3. Perbanyak melibatkan mereka dalam pekerjaan sehari-hari
4. Perbanyak melatih mereka melakukan keperluan dirinya sendiri dan menyelsaikan masalah yang mereka hadapi
5. Perbanyak kegiatan membaca buku bersama mereka ean mendiskusikan isi bacaan
6. Perbanyak olahraga bersama mereka
7. Perbanyak melakukan kegiatan bermain aktif
8. Perbanyak cinta dan kasih sayang
9. Perbanyak membaca al quran sejak dalam kandungan
10. Perbanyak doa dan sedekah, insya Allah
Referensi
http://en.m.wikipedia.org/wiki/Intelligence
http://www.greatschools.org/students/academic-skills/1207-kindergarten-benchmarks.gs
http://www.icanteachmychild.com/71-things-your-child-needs-to-know-before-kindergarten/
Miseducayion preschool at risk; David Elkind
http://en.m.wikipedia.org/wiki/Intelligence
http://www.greatschools.org/students/academic-skills/1207-kindergarten-benchmarks.gs
http://www.icanteachmychild.com/71-things-your-child-needs-to-know-before-kindergarten/
Miseducayion preschool at risk; David Elkind
Monday, 14 September 2015
KOMUNIKASI PRODUKTIF
AyBun, salah satu tugas kita sebagai orang tua dari anak-anak kita adalah membangun peradaban. Peradaban yang paling utama sekali adalah peradaban dalam keluarga, dan dari keluarga nanti diharapkan dapat menyebar ke masyarakat.
Untuk membangun peradaban dalam keluarga adakalanya kita butuh bantuan orang lain, misalnya saja sekolah. Nah, ketika memilih sekolah pilihlah sekolah yang sesuai dengan visi dan misi keluarga kita agar proses pembangunan peradaban yang kita inginkan tercapai.
Salah satu pilar penting dalam pembangunan peradaban itu adalah "Komunikasi Produktif". AyBun, mari kita telusuri satu persatu sembari menjawab latihan pertanyaan ringannya yach!
Untuk membangun peradaban dalam keluarga adakalanya kita butuh bantuan orang lain, misalnya saja sekolah. Nah, ketika memilih sekolah pilihlah sekolah yang sesuai dengan visi dan misi keluarga kita agar proses pembangunan peradaban yang kita inginkan tercapai.
Salah satu pilar penting dalam pembangunan peradaban itu adalah "Komunikasi Produktif". AyBun, mari kita telusuri satu persatu sembari menjawab latihan pertanyaan ringannya yach!
Thursday, 10 September 2015
KESEHARIAN
Wainnaka la'ala khuluqin 'azhiim (Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur. (QS Alqalam : 4)
Tidak ada keseharian seorangpun yang baku dan layak ditiru bulat-bulat, kecuali hanya keseharian Nabi Muhammad, Rasulullah saw, karena keseharian beliau adalah Alqur'an, pedoman hidup bagi seluruh manusia.
Sunday, 14 June 2015
PATAH TUMBUH HILANG BERGANTI
"Ya Allah, kumpulkanlah aku dengan orang-orang yang mencintai-Mu dan mencintaiku selalu"
Patah tumbuh hilang berganti, mati satu tumbuh seribu. Meski yang diam-diam keluar IIP jama'atan, tapi yang masuk dan aktif berkuliah dan berkegiatan juga jama'atan. Walau banyak yang tidak percaya, namun semakin banyak pula yang yakin. Begitulah hukum alam dan seleksi alam bekerja. Allah langsung yang memberikan tarbiah dengan cara-Nya yang terbaik, dan Allah telah pilihkan teman-teman yang terbaik menurut-Nya, yang akan menemani langkah kaki kedepan. Memang, hikmah dan pelajaran seringkali baru bisa terbaca belakangan, ya bundas :)
Wednesday, 6 May 2015
MADROSAH for ANAK GA SEKOLAH
#gasekolah
Aisyah Fathimah and friends in learning religion.
AiFa bersama emak ngumpulin teman-teman anak sekolahan untuk belajar bersama di Madrasah Diniah Awaliah (MDA) yang diprakarsai emak. Ada 16 orang teman-teman yang terkumpul dan mau belajar bersama. Terdaulat menjadi ustazah MDA-nya Emak dan bu Eka. Belajar sore hari 3 kali seminggu dengan materi pelajaran antara lain Tahsin-Tahfiz Alqur'an, Hadist, Aqidah, Akhlak/Adab, Fiqh, Siroh/Tarikh, Bahasa Arab-Bahasa Inggris, dan Khot.
Aisyah Fathimah and friends in learning religion.
AiFa bersama emak ngumpulin teman-teman anak sekolahan untuk belajar bersama di Madrasah Diniah Awaliah (MDA) yang diprakarsai emak. Ada 16 orang teman-teman yang terkumpul dan mau belajar bersama. Terdaulat menjadi ustazah MDA-nya Emak dan bu Eka. Belajar sore hari 3 kali seminggu dengan materi pelajaran antara lain Tahsin-Tahfiz Alqur'an, Hadist, Aqidah, Akhlak/Adab, Fiqh, Siroh/Tarikh, Bahasa Arab-Bahasa Inggris, dan Khot.
Friday, 1 May 2015
PULIH
Alhamdulillah, O Im sudah pulih seperti sediakala dan sudah mulai beraktifitas seperti biasa walaupun masih terfokus didalam rumah saja. Pagi ini setelah setoran hafalan Qur'an, O Im memilih project alias membuat karya roket dan astronot dari barang dan kertas bekas. So pasti O Im dibantu Ummi, yach :)
PARKIR MOBILAN
Tak boleh kehabisan ide untuk aktifitas bermain dan belajar. O im adalah mobilan maniac. Tiada hari tanpa main mobilan. Bagaimana agar permainan ini selalu bisa bermakna?
OLEK SYAMILA DIAS
Ada hal-hal kecil yang selalu kami syukuri pada anak-anak kami yang #gasekolah,yang
barangkali luput dari perhatian orang banyak. Salah satu contoh adalah ketika “olek
aqikah Syamila Dias putri
Mina Dina- Oom Asrat.” Mungkin orang menganggapnya hal biasa, tapi luar biasa
bagi kami ketika disandingkan dengan anak-anak sekolahan.
Thursday, 16 April 2015
COOKING HEBOH
Ada dua kelompok ibu-ibu pembelajar yang selalu belajar saban Jumat dan Rabu di Rumah Belajar An Nahl. Satu kelompok ibu-ibu khusyuk berwibawa,yang rata-rata kelahiran tahun enam puluhan dan tujuh puluhan.Dan satu kelompok lagi ibu-ibu gaul yang heboh, kelahiran tahun delapan puluhan. Mereka selalu giat dan semangat belajar, sehingga semangat belajar mereka mengalir begitu nyata ke diri saya.
Labels:
COOKING,
HS/HE,
IBU PROFESIONAL,
PARENTING,
SOSIALISASI,
TARBIAH
Friday, 3 April 2015
KALA ANAK PANAS
#TIPS TRADISIONAL
Saya tidak tahu tips tradisional ini sumber awalnya dari siapa. Tetapi saya sudah mempraktekkannya berkali-kali dan alhamdulillah it always works.
'"KALA ANAK PANAS'" coba lakukan tindakan berikut:
Saya tidak tahu tips tradisional ini sumber awalnya dari siapa. Tetapi saya sudah mempraktekkannya berkali-kali dan alhamdulillah it always works.
'"KALA ANAK PANAS'" coba lakukan tindakan berikut:
Wednesday, 1 April 2015
NEW RULE
Hari demi hari, kebutuhan dan ketergantungan terhadap interaksi dengan gadget/laptop dan ketersambungan internet semakin meningkat di home team kami. Terkadang ada menu wajib yang dulu sudah di sepakati menjadi terkesampingkan atau bahkan terdelete.
Sunday, 29 March 2015
RESUME KULWAP ALA NI BET
#kulwap koordinator
Seandainya boleh memilih cara belajar on line yang saya sukai di Ibu Profesional, maka saya akan memilih webinar daripada kulwap. Belajar dengan webinar itu gue banget lho (curhat nih ye??.) Maklum, saya adalah produk sekolah konvensional dan sudah puluhan tahun nyaman dengan cara itu.
Seandainya boleh memilih cara belajar on line yang saya sukai di Ibu Profesional, maka saya akan memilih webinar daripada kulwap. Belajar dengan webinar itu gue banget lho (curhat nih ye??.) Maklum, saya adalah produk sekolah konvensional dan sudah puluhan tahun nyaman dengan cara itu.
Sunday, 15 March 2015
DATUK UJAN DAN AYAT ANEH
Hujan turun sangat deras
sore itu. Kala magrib menjelangpun awan masih menyisakan rintik-rintik,
sehingga hawa senja terasa cukup dingin. Mungkin itu sebab tak seberapa
teman-teman ngaji masa kecilku yang hadir di mushalla. Lima
orang guru ngaji kami juga tak ada yang datang.
Azan Magrib telah
dikumandangkan salah seorang temanku. “Siapa yang jadi imam ya?” batinku.
Untunglah ada Datuk Ujan, seorang kakek berumur sekitar 80 tahunan, yang baru
pulang dari Dumai. Walaupun kelihatan sedikit bungkuk tapi beliau terbilang
cukup sehat dan kuat . Beliau maju dan bertindak menjadi imam shalat Magrib.
Friday, 6 March 2015
AKSI MANAGER LAUNDRY
Magrib itu Ummi tidak ikut ke masjid karena Rohim demam. AiFa ke masjid bersama Ayah. Pulang dari masjid AiFa telah membawa setumpuk mukena kotor.
"Mi mukena-mukena di masjid kotor sekali. Tadi ada ibu-ibu yang mau shalat. Dia kesulitan memilih mukena yang kurang kotor diantara yang sangat
"Mi mukena-mukena di masjid kotor sekali. Tadi ada ibu-ibu yang mau shalat. Dia kesulitan memilih mukena yang kurang kotor diantara yang sangat
DREAM COMES TRUE : Steps to Bunda Sholihah
#Bunda Produktif
Saudaraku, inilah seuntai catatan
sebelum perjalanan ruhiah ke tanah suci,
nan syahdu dan mengharu biru. Kuberharap bisa berbagi manfaat meski dengan
segala kedhoifan diri.Betapa sangat terasa Allah begitu dekat, pertolongan-Nya
begitu nyata, tarbiah dan hikmah-Nya langsung terasa tanpa perantara. Telunjuk langsung
di hadapkan ke diri, betapa tak boleh ada jenak yang terbuang sia-sia di setiap
nafas yang hela menghela.
Saturday, 31 January 2015
HARI-HARI TANPA AYAH DAN UMMI
“ Mereka semua tidak ada menyusahkan kami. Mereka bisa mengurus diri
mereka sendiri. Kami tetap bekerja seperti biasa setiap hari. Kami pergi ba’da
subuh dan pulang hampir menjelang maghrib. Kami menemani mereka malam hari saja.
Uni Aisyah (12 th) dan kak Fathimah (10 th) bisa mengurus adik bungsu mereka Abdurrohiim (4 th).Mereka juga mampu melatih kemandirian Abdurrohiim. Mereka bertiga juga bisa bekerjasama dengan baik ” Begitulah yang dibilang Atuk dan Nenek kepada teman-teman Ummi. Nenek dan
Atuk tidak cerita ke Ummi (biasalah orang tua dulu memang susah untuk
sekedar mengangkat jempol yach, tapi syukurlah mereka masih mengakui
dibelakang layar he he.)
Tuesday, 20 January 2015
PETUALANGAN @ GUNUNG BUNGSU
Sahabat,...Petualangan kali ini adalah bersama Shohibul Hidayah Club. Shohibul Hidayah adalah teman-teman Aisyah Fathimah di Masjid Alhidayah Tanah Mati Simpang Kuranji Lima Puluh Kota. Anggota solidnya ada 7 orang, gadis cilik semua, Aisyah, Fathimah, Anyla, Gina, Najmi, Rani dan Salwa. Mereka semua anak sekolahan kecuali Aisyah dan Fathimah. Di club inilah duo AiFa belajar menjadi EO (Event Organizer).Merencanakan dan mengadakan berbagai project. Mengadakan meeting, memilih pimpro,berbagi tugas,dan menentukan penanggung jawab financial. Seringkali meeting mereka gelar di masjid Al Hidayah ba'da shalat maghrib. "Aisyah, dek yuk pulang,"kata Ummi. "Ummi duluan aja kami mau meeting dulu,"begitu biasanya jawab mereka kala ummi ajak pulang ba'da maghrib.
Aneka kegiatan mereka gelar, diantaranya hiking, jogging,cycling,cooking
Aneka kegiatan mereka gelar, diantaranya hiking, jogging,cycling,cooking
Thursday, 15 January 2015
PETUALANGAN @ AIA TAJUN LUBUAK BATU BULAN
Masih meragukan pergaulan anak HS? Masih sangsi dengan sosialisasinya?
Mari simak kisah seru petualangan Aisyah gadis praremaja ummi hari Ahad tanggal 7 Desember 2014 yang lalu. Aisyah ikut berpetualang bersama pramuka/kepanduan remaja-dewasa. Santika namanya. Ummi menyaksikan sendiri interaksi Aisyah (12 yo) dengan para santikas yang melebur tanpa rasa canggung, padahal perbedaan usia begitu signifikan lho. Kalau tinggi badan sih, Aisyah emang bisa bersaing, apalagi kalau penampakan dari belakang seperti seumuran aja.
Mari simak kisah seru petualangan Aisyah gadis praremaja ummi hari Ahad tanggal 7 Desember 2014 yang lalu. Aisyah ikut berpetualang bersama pramuka/kepanduan remaja-dewasa. Santika namanya. Ummi menyaksikan sendiri interaksi Aisyah (12 yo) dengan para santikas yang melebur tanpa rasa canggung, padahal perbedaan usia begitu signifikan lho. Kalau tinggi badan sih, Aisyah emang bisa bersaing, apalagi kalau penampakan dari belakang seperti seumuran aja.
Monday, 12 January 2015
TEGURAN
Kenapa tulisan ummi ngga dipublikasikan?” Tulisan ummi
kan banyak?(( ceile banyak? Ngga keles,…eh yang penting kan dah lebih dari dua,
itu artinya dah banyak, qi qi qi)). “Ummi malu,” jawab ummi. “Malu???” kata
anak-anak serempak. “Kan sayang ummi, tulisan ummi tidak bermanfaat buat orang
lain, blog ummi sepi pengunjung”, kata Aisyah. “ Iya ummi malu blog ummi jadul,
kurang menarik, belum dot com dibelakangnya.” kilah ummi. “Wah ummi minder ya,”
kata Fathimah menegur ummi lebih lanjut. “Mi ada teman kami yang punya tulisan
di blognya baru dua, baru dua mi,” kata mereka menguatkan, “tapi dengan sangat
PD dia memuat dan mempublikasikan tulisannya di semua sosmed.” Sang Ummi serasa
bukan ditegur tapi malah serasa
Thursday, 8 January 2015
FOBANS = FOUR BANANAS
Ayah
membawa oleh-oleh dua tandan pisang dari rumah nenek. Setelah dibagi-bagi masih
tersisa tiga sisir pisang. Satu sisir
pisang berpangkat paling tinggi alias pisang rajo, dan dua sisir pisang paling sonang alias pisang buai (mirip pisang
ambon).
Sudah dua hari
sang pisang rindu pemangsa, namuan tak ada yang menyentuh bahkan meliriknya.
Naaaah!!!! Setelah diolah menjadi 4 ragam masakan, dalam
waktu beberapa jenak saja langsung ludes
tuch pisang
·
banana bread
·
fried banana with cheese n cocholate
·
banana doughnut
·
banana lompom si godok pisang
Saturday, 3 January 2015
PETUALANGAN @ Mr. GOOD HILL
Efek liburan anak sekolahan sampai ke emak nih. Ada waktu untuk ngumpulin berkas-berkas yang tercecer, bahan-bahan portofolio yang belum kunjung tersusun rapi. So, dicicil dulu ya...
EMAK KETINGGALAN
Subhanallah, great!! ternyata tak
perlu menunggu lama putriku Aisyah (11th) melahap juga buku-buku fiqh yang
sedang kubaca, karena naruhnya di tempat yang mudah diraih (alias disembarang
tempat he he)
Thursday, 1 January 2015
FESPER
SEMANGAT FESPER SEPANJANG TAHUN
Alasan ikut FESPER (08-01-2014)
Momen istimewa ini sudah kami tunggu lebih dari setahun yang lalu. Ada
keinginan yang kuat untuk ikut FESPER pertama di Yogyakarta, namun kondisi
finansial belum memungkinkan saat itu, mengingat tempatnya nun jauh di seberang
pulau. Semenjak itu kami memasang niat
dan tekad untuk bisa ikut FESPER kedua. Untuk itu kami masing-masing anggota
keluarga membuat celengan yang bertuliskan FESPER dengan tulisan gede.
EMAK SELALU KETINGGALAN
Percepatan
belajar anak-anak sungguh mencengangkan. Mereka melesat begitu cepat, jauh dari
perkiraan emak. Emak tertatih-tatih mengiringi dari belakang. Emak selalu
ketinggalan…
Emak senang
sekali mengungkit memori lamanya, membandingkan dengan dirinya dulu (produk
sekolah memang suka membandingkan yach, emak produk rengking nih) Emak baru
bisa begini setelah umur segini, Emak baru bisa begono setelah umur sekian,
dst.
Alhamdulillah
terima kasih ya Allah atas segala ni’mat yang Engkau anugrahkan ini.
Tanah Mati,
1 Juli 2014
MENIKAH
CONTEXT
BASED LEARNING (1)
Diskusi kami
siang itu, mengalir begitu saja tanpa perencanaan tema. Anak-anak yang mulai.
Aisyah :
Ummi dulu menikah umur berapa?
Ummi : Umur 27 tahun, ummi sudah terlambat menikah
Aisyah : Kalau ayah?
Ayah : umur 31 tahun, ayah juga sudah terlambat
Aisyah:
Aisyah ingin menikah nanti setelah tamat S2 tapi dibawah umur 25 tahun, antara
22/23 tahun an
Fathimah:
Dedek ingin menikah umur 20 tahun, tapi setelah dedek kaya dan punya usaha
sendiri
Ummi :
Hah???? berarti 10 tahun lagi dek?
Ummi dan
ayah jadi senewen, siap ga’ ya punya menantu? Adakah yang salah dengan tema
itu? Kok mereka memikirkannya terlalu cepat ya? Padahal baligh aja belum.
Bingung nih menyikapinya.
Tapi dulu ummi pernah mendengar pelajaran di LIPIA bahwa anak yang paham agama akan menikah lebih cepat (ngarep ini kebenaran)
Pembicaraan
berlanjut,
Aisyah : Aisyah
nanti ingin kuliah S1 di UI
Fathimah:
Kalau dedek ingin kuliah di Jepang
Tema kuliah
sih masih biasa, tapi tema menikah, ‘ajiib !!!!
Tanah mati,
3 Juli 2014
AT THE KITCHEN
CONTEXT
BASED LEARNING (#3)
@the kitchen
Menu kami
hari ini adalah balado telur plus kentang. Seperti biasa kami memasak bersama
di dapur. Sambil mengupas telur, anak-anak bergantian presentasi tentang
hewan-hewan yang berkembang biak dengan
bertelur, mulai dari bangsa unggas sampai ke kura-kura+penyu yang bertelur
banyak bahkan sampai ratusan. Tapi yang berhasil jadi kura-kura + penyu hanya
beberapa ekor saja. Cerita berlanjut ke mutasi penyu yang bahkan sampai lintas
samudra dan benua. Dan kalau mau bertelur mereka akan kembali lagi ke tempat
dimana menetas dulu. Pelajaran berakhir dengan pertanyaan pamungkas ke mbah
google……
Yang belajar
ternyata bukan anak-anak pada emak, akan tetapi emak pada anak, sebab yang
menerangkan dan mengetahui pertama adalah anak, dan emak yg mendengar
penjelasan anak, sambil sesekali emak mengajukan pertanyaan “real” bukan
menguji tapi karena asli tidak mengetahui.
Thus, fokus
pendidikan homeschooling adalah menghadirkan pengalaman belajar anak, bukan
kemampuan kita sebagai orang tua untuk mengajar. Kata KUNCInya adalah BELAJAR
bukan MENGAJAR.
Tanah Mati,
31 Mei 2014
PASAR TRADISIONAL
CONTEXT
BASED LEARNING (2)
@ Pasar
Tradisional
Pelajaran
Aisyah Fathimah hari Sabtu ini adalah belanja kebutuhan seminggu kedepan di Poken Sotu-Pasar tradisional
Dangung-dangung. Ummi ga bisa nemanin karena ada kegiatan lain. AiFa
diantar ayah naik motor, karena walaupun Aisyah sudah bisa mengendarai motor
tapi belum cukup umur dan belum punya SIM. Ayah menunggu di parkiran sementara
AiFa belanja beli lauk, sayuran, cabe dll.
Alhamdulillah
semua yang dibeli sesuai dengan pesanan. Beli daging dikasih daging has dan
tidak dicampur dengan yang lain (padahal kalau ummi yang beli penjual tetap
mencampur dengan lemak-lemak yang ga dibutuhkan).
Ketika beli kentang dan cabe juga dikasih murah sama penjual. Penjual
bilang,”Untuk anak-anak yang sudah pintar belanja dikasih murah, cukup
<…….>saja sekilo. ((Alhamdulillah penjualnya pengertian bahwa anak-anak
butuh penguatan agar rasa percaya
dirinya meningkat)). Beli sayur mayur Alhamdulillah juga sukses.
Belanja di
pasar tanpa ditemani ummi adalah prestasi sekali buat anak-anak. Secara, ummi
dulu baru bisa belanja ke pasar sendiri setelah menikah lho(telat banget yach). Itupun dengan rasa
deg-degan yang luar biasa. Alasannya karena nenek dulu punya warung kelontong,
beliau ke pasar hampir tiap hari,so sementara
nenek ke pasar ummi nungguin warung deh.
Tanah Mati, 30 Mei 2014
Subscribe to:
Posts (Atom)