Kami sekeluarga mengenal istilah Homeschooling atau Home Education
pada bulan Mei
2005, ketika harian Kompas
memuat liputan berita utama tentang praktisi Homeschooling di Indonesia.
Kami baru
melaksanakannya dengan sadar mulai
Januari 2007. Walaupun pada
hakekatnya semenjak si sulung masih dalam kandungan, bahkan kala proses
perjodohanpun secara tidak sadar proses Home Education sudah diterapkan juga.
Sebab sebagai orang tua tidak ada sebenarnya yang istimewa yang kami lakukan
dengan proses Homeschooling/Home Education. Kami hanya melaksanakan apa yang
semestinya orang tua lakukan terhadap anak-anaknya.
Saturday, 26 September 2015
HOMESCHOOLING EMAK
Pengalaman selalu
menarik untuk dibaca, karena pengalaman adalah guru yang baik, tidak hanya bagi
yang mengalaminya sendiri tapi juga bagi orang lain, kalau yang mengalaminya
dapat berbagi cerita atau menuliskannya.
Selalu ada
pembelajaran dan hikmah untuk setiap jalan yang ditempuh sesorang.Hikmah akan
sangat berkesan tersebab jalan yang ditempuh penuh perjuangan.
Banyak orang yang
terus berada dan bertahan di zona aman dan nyaman sebagai safety player
tak berani menantang arus dan mengambil resiko serta mengambil keputusan yang
berbeda walaupun zona aman tersebut bertentangan dengan keinginan dan hati
nurani.
Tidak begitu
dengan keluarga kami, dan banyak keluarga lain yang memilih homeschooling. Risk
taker, barangkali itu julukan yang tepat. Kami lebih mengambil resiko untuk
suatu hal yang diyakini mempunyai kemashlahatan yang lebih baik
Keinginan saya
yang kuat untuk berbagi, serta menjawab berbagai pertanyaan dan rasa penasaran
banyak orang tentang homeschooling
kami, membuat saya begitu ingin merangkai tulisan ini. Disini, saya beranikan diri,
untuk bercerita tentang perjalanan homeschooling emak, pengalaman kami, dan
anak-anak dalam menjalani homeschooling. Berharap bisa menebar manfaat walau
dengan segala keterbatasan dan kedhoifan diri. Semoga tulisan ini, menjadi amal
jariyah yang pahalanya selalu mengalir walaupun, aku telah tiada
JEJAK MATEMATIKA
Manut Guru
“Kamu mau melanjutkan kuliah dimana?” tanya Bu Sisfa ketika kami
berjalan beriringan di koridor kantor sekolah. Bu Sisfa adalah guru PSPB di SMA
dimana aku sekolah. “Saya mau ngambil Bahasa Inggris di IKIP,Bu”
jawabku. “Lho kenapa Bahasa Inggris?
Emang kamu jurusan apa?” “Saya biologi Bu”jawabku. “Kalau kamu jurusan
IPA sebaiknya kamu pilih jurusan IPA. Ngapain kamu sudah capek-capek
belajar IPA terus ngga bermanfaat ilmunya,” saran bu Sisfa panjang
lebar.
SENTUHAN HIDAYAH
Kalaulah beriman
penduduk suatu kaum, maka Allah akan melimpahkan rahmat/rezki dari langit dan
bumi.
Alangkah
indahnya hidup dalam cahaya Islam. Wajah-wajah penuh senyuman. Ucapan salam
bertebaran dimana-mana, dijalan, di warung, dirumah, di mesjid, dilapangan, dan
dimana saja. Ibu-ibu, remaja putri, anak-anak perempuan, semuanya menutup aurat
dengan jilbab yang rapi. Anak-anak rajin ke mesjid dan mushalla untuk belajar Alqur'an. Azan selalu
berkumandang setiap waktu shalat wajib tiba. Masjid-masjid penuh dengan jamaah.
Bumi juga penuh berkah. Janji Allah memang pasti "Kalaulah beriman penduduk suatu kaum, maka Allah akan melimpahkan
rahmat/rezki dari langit dan bumi. Kala itu durian berbuah melimpah. Durian
Kuranji waktu itu sungguh terkenal enak. Harganyapun mahal. Manggis juga
berbuah lebat sekali. Manggis dengan kualitas super dihargai dengan sangat
tinggi perkilonya. Warga Kuranji hidup makmur. Peredaran uang meningkat. Daya
beli masyarakat menjadi semakin tinggi.
PROLOG
Kusyukuri setiap
langkah perjalanan hidup yang telah kutapaki. Selalu ada pembelajaran dan
hikmah untuk setiap jalan yang ditempuh.Hikmah akan sangat berkesan tersebab
jalan yang ditempuh penuh perjuangan.
Berulang kali
dihadapkan pada dua pilihan sulit. Tak
ada pilihan terbaik kecuali tunduk tafakur sujud menghinakan diri pada Allah
Azza wa Jalla. Mengakui kelemahan dan kepapaan
diri sembari pasrah bersandar ikhlash padaNya. Wallahu raufun bil ‘ibaad. Laa
yadhurruhu syaian fil ardhi wa laa fissamaa’.
DREAM
Saudaraku, ini adalah seuntai
catatan sebelum perjalanan ruhiah ke
tanah suci, nan syahdu dan mengharu biru. Betapa dhoifnya diri ini, namun kasih
sayang Allah begitu luas.Betapa sangat
terasa Allah begitu dekat, pertolongan-Nya begitu nyata, tarbiah dan
hikmah-Nya langsung terasa tanpa perantara. Tak pelak, telunjuk langsung di
hadapkan ke diri, betapa tak boleh lagi ada jenak yang terbuang sia-sia di
setiap nafas yang hela menghela.
Wednesday, 16 September 2015
MEMBANGUN LINGKUNGAN YANG MENCERDASKAN DARI RUMAH
Sengaja materi kulwapp IIP Aceh dengan Teh Kiki Barkiah ini saya muat di blog pribadi, agar pelajaran berharga ini bisa terdokumentasi,dan kebermafaatannya bisa lebih besar serta bisa dibaca ulang kapanpun dibutuhkan.
Tema: Membangun Lingkungan yang Mencerdaskan Anak dari dalam Rumah
Biodata narsum:
Nama :Kiki Barkiah
Lahir :Bandung, 29th yang lalu
Status :Menikah dengan Aditya Irawan
Ibu dari Ali, Shafiyah, Shiddiq, Faruq, Fatih
Nama :Kiki Barkiah
Lahir :Bandung, 29th yang lalu
Status :Menikah dengan Aditya Irawan
Ibu dari Ali, Shafiyah, Shiddiq, Faruq, Fatih
Pendidikan terakhir :Teknik elektro ITB
Aktivitas saat di Indonesia :Pengusaha dari rumah
Aktivitas saat ini :
🔸Homeschooler 5 anak (SMP, SD, TK, Pre School dan bayi)
🔸Ketua yayasan al kindi batam (komunitas homeschool, rumah tahfidz, dan day care)
🔸Pengasuh group parenting FOCER (forum curhat emak rempong)
🔸Pengasuh dan penyiar program siaran Ibu Indonesia Berbagi di radiopengajian.com
🔸Hobby menulis status parenting di facebook
🔸Ketua yayasan al kindi batam (komunitas homeschool, rumah tahfidz, dan day care)
🔸Pengasuh group parenting FOCER (forum curhat emak rempong)
🔸Pengasuh dan penyiar program siaran Ibu Indonesia Berbagi di radiopengajian.com
🔸Hobby menulis status parenting di facebook
Motto :
Berjuang dan berusahalah, berikan yang terbaik untuk ummat meskipun kamu harus berkorban
Berjuang dan berusahalah, berikan yang terbaik untuk ummat meskipun kamu harus berkorban
Alamat :San Jose, California (admin:sdh pindah ke bandung)
Oleh Kiki Barkiah
Semua orang tua pasti bahagia jika memiliki anak-anak yang cerdas. Sayangnya sebagian diantara mereka menganggap bahwa salah satu jalan mencerdaskan anak adalah dengan menyekolahkan anak sedini mungkin. Padahal masa-masa pengikatan hubungan anak dan orang tua yang paling berharga dan menjadi modal besar bagi hubungan mereka di masa yang akan datang adalah kedekatan di masa -masa awal tumbuh kembang mereka.
Sekolah memang salah satu sarana mencerdaskan anak, namun bukan berarti proses mencerdasakan anak tidak dapat dilakukan diluar bangku sekolah.
Saat ini berbagai produk-produk edukasi mulai berjamur di masyarakat dan menginspirasi para orang tua untuk mengisi waktu yang berkualitas dengan anak-anak mereka. Berbagai pengetahuan kognitif mulai diberikan sedini mungkin bahkan tak jarang para ibu berbayi disibukkan dengan membacakan kartu belajar kepada bayi-bayi mereka.
Dalam kehidupan nyata ternyata kecerdasan tidak hanya ditentukan oleh seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang. Lalu bagaimanakah proses pendidikan yang mencerdaskan? Sebelum kita membahas proses, tentunya kita harus dapat mendefinisikan kecerdasan yang kita ingin raih dari proses yang kita dilakukan. Menyimpulkan dari beberapa definisi cerdas yang ditulis para ahli, kecerdasan yang sebaiknya kita bangun dalam diri anak-anak diantaranya:
1. Kemampuan menyimpan informasi dalam memori
2. Kemampuan mengambil, menggabungkan, membandingkan, dan menggunakan informasi yang dimiliki untuk diterapkan dalam konteks baru dan keterampilan konseptual
3. Kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan
4. Kapasitas intelektual yang dibutuhkan untuk dapat bersikap dan berfikir secara rasional serta bertindak secara efektif dalam menghadapi lingkungannya
5. kemampuan untuk memecahkan masalah
6. kemampuan untuk menciptakan hal baru
7. kemampuan untuk menemukan atau menciptakan masalah baru yang menjadi peletak dasar munculnya pengetahuan baru
1. Kemampuan menyimpan informasi dalam memori
2. Kemampuan mengambil, menggabungkan, membandingkan, dan menggunakan informasi yang dimiliki untuk diterapkan dalam konteks baru dan keterampilan konseptual
3. Kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan
4. Kapasitas intelektual yang dibutuhkan untuk dapat bersikap dan berfikir secara rasional serta bertindak secara efektif dalam menghadapi lingkungannya
5. kemampuan untuk memecahkan masalah
6. kemampuan untuk menciptakan hal baru
7. kemampuan untuk menemukan atau menciptakan masalah baru yang menjadi peletak dasar munculnya pengetahuan baru
Dari point diatas dapat jelas terlihat bahwa yang lebih penting dalam sebuah proses belajar adalah bagaimana ilmu itu dapat berbuah amal. Bagi seorang muslim kecerdasan yang dibangun dengan definisi diatas belumlah sempurna. Dalam sebuah hadist disebutkan Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma berkata, “Suatu hari aku duduk bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama?’ Rasulullah menjawab, ‘Yang paling baik akhlaqnya’. Kemudian ia bertanya lagi, ‘Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?’. Beliau menjawab, ‘Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.’ (HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy. Syaikh Al Albaniy dalam Shahih Ibnu Majah)
Masya Allah, agama islam yang mulia telah secara sempurna mendefinisikan orang yang paling cerdas dari sebuah titik akhir kehidupan. Bertapa sayangnya jika orang-orang yang cerdas dalam definisi yang utarakan para ahli tidak berbuah pada kebahagiaan dalam kehidupan setelah kematian. Oleh karena itu prinsip penting yang harus dipegang oleh seorang muslim adalah apapun proses belajar yang kita lakukan harus berbuah pada upaya mempersiapkan kematian.
Dari definisi tersebut sangatlah nyata terlihat bahwa pengetahuan kognitif hanyalah salah satu bagian kecil dari proses pendidikan yang mencerdaskan. Maka amatlah disayangkan jika nilai-nilai yang baik dari anak-anak kita, prestasi gemilang dari anak-anak kita, banyaknya materi yang dihafal anak-anak kita, tidak menjadikan mereka memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan apalagi mengharapkan mereka dapat menciptakan hal baru yang bermanfaat bagi manusia.
Apapun bentuk pendidikan yang kita pilih bagi anak-anak kita, baik itu pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal seperti melalui kursus dan pelatihan, ataupun pendidikan di dalam rumah yang kini terkenal dengan istilah home education dan homeschooling, upayakanlah agar proses itu menjadi proses pendidikan yang mencerdaskan.
Sebagian besar orang tua tidak menyadari bahwa hal-hal yang terlihat sepele atau yang biasa terjadi didalam lingkungan rumah adalah proses pendidikan yang menentukan kecerdasan. Sebagian dari mereka berfikir bahwa membangun kecerdasan dilakukan dengan menyelenggarakan kegiatan edukasi yang bersifat memberi tambahan pengetahuan kognitif. Bahkan sayangnya mereka cenderung disibukkan dengan proses belajar membaca, menulis dan menghitung. Sehingga tidak jarang kita melihat anak-anak pintar yang berprestasi di sekolah masih manja dan tidak bisa memenuhi keperluan dirinya.
Hal yang jauh lebih penting dalam mempersiapkan anak-anak usia pra sekolah bukanlah kemampuan mereka dalam membaca, menulis dan berhitung namun mempersiapkan mereka memiliki perilaku dan sikap yang baik dalam belajar sehingga terbangun kepribadian manusia pembelajar dalam diri mereka.
Sikap yang perlu dibangun untuk melahirkan anak-anak yang cerdas pada awal-awal usia kehidupan mereka yang jauh lebih penting daripada memberikan pengetahuan kognitif, diantaranya:
1. Anak dapat menunjukkan semangat dan rasa ingin tahu sebagai seorang pembelajar
2. Anak memiliki daya tahan dalam mengerjakan tugas sampai tuntas dan bersedia mencari bantuan ketika menghadapi masalah
3. Anak bersikap menyenangkan dan kooperatif dalam kegiatan belajar.
4. Anak dapat berinteraksi dengan mudah dengan satu atau lebih anak-anak
5. Anak dapat berinteraksi dengan mudah dengan orang dewasa yang dikenal
6. Anak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok
7. Anak dapat bermain dengan orang lain dengan cara yang baik
8. Anak bersedia bergiliran dan berbagi mainan
9. Anak dapat membersihkan dan merapihkan lingkungan setelah menggunakannya
10. Anak dapat mencari bantuan orang dewasa bila diperlukan untuk menyelesaikan konflik
11. Anak dapat menggunakan kata-kata dan cara yang baik untuk menyelesaikan konflik
12. Anak dapat mendengarkan dengan pemahaman terhadap arahahan, perintah dan percakapan
13. Anak khususnya usia pra sekolah dapat mengikuti satu sampai dua petunjuk
14. Anak dapat berbicara dengan cukup jelas untuk dipahami tanpa harus memberikan petunjuk kontekstual
15. Anak dapat bercerita berkaitan pengalaman disertai dengan pemahaman tentang urutan peristiwa
16. Anak memiliki minat terhadap kegiatan yang berhubungan dengan membaca
17. Anak mendengarkan dengan antusias saat dibacakan buku
18. Anak dapat menyampaikan kembali informasi yang didapat dari cerita
19. Anak dapat menunjukan urutaan cerita melalui gambar secara logis
20. Anak dapat bermain peran dengan benda-benda
21. anak dapat mengambil peran dalam permainan berpura-pura
2. Anak memiliki daya tahan dalam mengerjakan tugas sampai tuntas dan bersedia mencari bantuan ketika menghadapi masalah
3. Anak bersikap menyenangkan dan kooperatif dalam kegiatan belajar.
4. Anak dapat berinteraksi dengan mudah dengan satu atau lebih anak-anak
5. Anak dapat berinteraksi dengan mudah dengan orang dewasa yang dikenal
6. Anak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok
7. Anak dapat bermain dengan orang lain dengan cara yang baik
8. Anak bersedia bergiliran dan berbagi mainan
9. Anak dapat membersihkan dan merapihkan lingkungan setelah menggunakannya
10. Anak dapat mencari bantuan orang dewasa bila diperlukan untuk menyelesaikan konflik
11. Anak dapat menggunakan kata-kata dan cara yang baik untuk menyelesaikan konflik
12. Anak dapat mendengarkan dengan pemahaman terhadap arahahan, perintah dan percakapan
13. Anak khususnya usia pra sekolah dapat mengikuti satu sampai dua petunjuk
14. Anak dapat berbicara dengan cukup jelas untuk dipahami tanpa harus memberikan petunjuk kontekstual
15. Anak dapat bercerita berkaitan pengalaman disertai dengan pemahaman tentang urutan peristiwa
16. Anak memiliki minat terhadap kegiatan yang berhubungan dengan membaca
17. Anak mendengarkan dengan antusias saat dibacakan buku
18. Anak dapat menyampaikan kembali informasi yang didapat dari cerita
19. Anak dapat menunjukan urutaan cerita melalui gambar secara logis
20. Anak dapat bermain peran dengan benda-benda
21. anak dapat mengambil peran dalam permainan berpura-pura
Adapun berbagai pengetahuan kognitif yang dapat kita sampaikan kepada anak anak usia pra sekolah diantaranya:
Huruf
1. Mengenalkan huruf
2. Mengidentifikasi huruf besar
3. Mengidentifikasi huruf-huruf kecil
1. Mengenalkan huruf
2. Mengidentifikasi huruf besar
3. Mengidentifikasi huruf-huruf kecil
Logika Matematika
1. Pola dan hubungan berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran
2. pengelompokan benda
3. Mengenali pola sederhana dan menduplikasi pola
1. Pola dan hubungan berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran
2. pengelompokan benda
3. Mengenali pola sederhana dan menduplikasi pola
Konsep angka dan operasi
1. menghitung sampai 20
2. menghitung benda dalam kisaran jumlah 10
3. Mencocokan angka
4.Mengidentifikasi angka secara simbolik 0-10
1. menghitung sampai 20
2. menghitung benda dalam kisaran jumlah 10
3. Mencocokan angka
4.Mengidentifikasi angka secara simbolik 0-10
Geometri dan hubungan spasial
1. Mengidentifikasi 4 bentuk- lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga
2. Menunjukkan konsep posisi / arah, konsep (atas / bawah, di atas /di bawah, didalam/ diluar, di belakang / di depan, di samping / di antara, tinggi / rendah, kanan / kiri, nyala / mati, pertama / terakhir, jauh / dekat, maju/berhenti).
Pengukuran
1. Mengidentifikasi 4 bentuk- lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga
2. Menunjukkan konsep posisi / arah, konsep (atas / bawah, di atas /di bawah, didalam/ diluar, di belakang / di depan, di samping / di antara, tinggi / rendah, kanan / kiri, nyala / mati, pertama / terakhir, jauh / dekat, maju/berhenti).
Pengukuran
1. Menunjukkan pemahaman dalam menggunakan kata-kata pembanding (besar / kecil, pendek / panjang, tinggi / pendek, lambat / cepat, sedikit / banyak, kosong / penuh, kurang / lebih.
Keterampilan motorik kasar
1. Dapat menggunakan dan mengendalikan sepeda roda tiga
2. Melompat di tempat dan mendarat dengan dua kaki
3. Dapat berdiri dengan satu kaki selama 5 detik
4. Melompat dengan 1 kaki 2-3 kali lompatan
5 Melempar bola dengan arah
6. Menangkap bola yang dilempar dengan tangan
7. Memanjat tangga bermain
8. Melompat dengan lancar selama 20 kaki
Keterampilan Motorik halus
2. Melompat di tempat dan mendarat dengan dua kaki
3. Dapat berdiri dengan satu kaki selama 5 detik
4. Melompat dengan 1 kaki 2-3 kali lompatan
5 Melempar bola dengan arah
6. Menangkap bola yang dilempar dengan tangan
7. Memanjat tangga bermain
8. Melompat dengan lancar selama 20 kaki
Keterampilan Motorik halus
1. Menumpuk sampai 10 balok
2. Meronce manik manik besar
3. Melengkapi puzzle tujuh potongan
4. Membuat pancake, ular, dan bola dari plastisin
5. Memegang pensil dengan benar
6. Menyalin garis vertikal, garis horizontal, lingkaran, persegi, V, segitiga
7. Menulis nama depan
8. Menulis nama depan tanpa contoh
9. Memegang gunting dengan benar
10. Potongan dalam garis lurus di atas kertas konstruksi
11. Memotong persegi di atas kertas konstruksi
12. Memotong segitiga di atas kertas konstruksi
13. Memotong lingkaran di atas kertas konstruksi
14. Menggunakan lem dan menempel tepat
15. Menggunakan lem dalam jumlah yang tepat saat mengerjakan tugas-tugas
Semua materi diatas sifatnya hanya pengenalan. Mungkin ada beberapa anak yang mudah menerima konsep tersebut tapi ada juga yang membutuhkan waktu. Proses tersebut dapat terus kita lanjutkan sedemikian hingga diharapkan anak anak telah memiliki pencapaian berikut diakhir usia TK:
2. Meronce manik manik besar
3. Melengkapi puzzle tujuh potongan
4. Membuat pancake, ular, dan bola dari plastisin
5. Memegang pensil dengan benar
6. Menyalin garis vertikal, garis horizontal, lingkaran, persegi, V, segitiga
7. Menulis nama depan
8. Menulis nama depan tanpa contoh
9. Memegang gunting dengan benar
10. Potongan dalam garis lurus di atas kertas konstruksi
11. Memotong persegi di atas kertas konstruksi
12. Memotong segitiga di atas kertas konstruksi
13. Memotong lingkaran di atas kertas konstruksi
14. Menggunakan lem dan menempel tepat
15. Menggunakan lem dalam jumlah yang tepat saat mengerjakan tugas-tugas
Semua materi diatas sifatnya hanya pengenalan. Mungkin ada beberapa anak yang mudah menerima konsep tersebut tapi ada juga yang membutuhkan waktu. Proses tersebut dapat terus kita lanjutkan sedemikian hingga diharapkan anak anak telah memiliki pencapaian berikut diakhir usia TK:
1. Anak dapat mengikuti aturan kelas
2. Anak dapat terpisah dari orang tua atau pengasuh dengan mudah
3. Anak bersedia melakukan sesuatu secara bergiliran
4. Anak dapat memotong menggunakan gunting mengikuti garis
5. Anak telah menentukan tangan mana yang secara dominan
6. Anak memahami konsep-konsep waktu seperti kemarin, hari ini, dan besok
7. Anak dapat berbaris dengan tertib
8. Anak dapat menyetujui dan mengikuti petunjuk dengan mudah
9 Anak dapat berkonsentrasi selama 15 sampai 20 menit
10. Anak dapat memegang krayon dan pensil dengan benar
11. Bersedia berbagi mainan dan alat belajar
12. Mengetahui 10 warna dasar: merah, kuning, biru, hijau, oranye, hitam, putih, dan pink, coklat, ungu
13. Anak dapat mengenali dan menulis huruf-huruf alfabet dalam bentuk huruf besar dan huruf kecil
14. Anak dapat mengetahui hubungan antara huruf dan suara yang mereka buat
15. Anak diharapkan dapat mengenali kata atau membaca kalimat sederhana
16. Anak dapat mengeja atau menulis nama lengkapanya
17 Anak dapat menceritakan kembali cerita yang telah dibaca dengan suara keras
18 anak dapat menyampaikan pendapat melalui menggambar, menulis, atau berbicara
19 Anak dapat mengidentifikasi dan menulis angka 0-20
20. Menghitung dengan satuan dan puluhan hingga 100
21. Menyelesaikan soal penjumlahan sampai dengan 10
21. Menyelesaikan soal pengurangan dengan angka 0-10
22. Mengetahui bentuk dasar seperti persegi, segitiga, segi empat, dan lingkaran
23. Mengetahui alamat dan nomor telepon nya untuk keperluan keamanan diri
24. Anak dapat berpartisipasi dalam kegiatan gerak tubuh (seperti senam atau tari) dalam kelompok
25. Anak dapat menggunakan berbagai bahan-bahan seni untuk pengalaman eksplorasi
2. Anak dapat terpisah dari orang tua atau pengasuh dengan mudah
3. Anak bersedia melakukan sesuatu secara bergiliran
4. Anak dapat memotong menggunakan gunting mengikuti garis
5. Anak telah menentukan tangan mana yang secara dominan
6. Anak memahami konsep-konsep waktu seperti kemarin, hari ini, dan besok
7. Anak dapat berbaris dengan tertib
8. Anak dapat menyetujui dan mengikuti petunjuk dengan mudah
9 Anak dapat berkonsentrasi selama 15 sampai 20 menit
10. Anak dapat memegang krayon dan pensil dengan benar
11. Bersedia berbagi mainan dan alat belajar
12. Mengetahui 10 warna dasar: merah, kuning, biru, hijau, oranye, hitam, putih, dan pink, coklat, ungu
13. Anak dapat mengenali dan menulis huruf-huruf alfabet dalam bentuk huruf besar dan huruf kecil
14. Anak dapat mengetahui hubungan antara huruf dan suara yang mereka buat
15. Anak diharapkan dapat mengenali kata atau membaca kalimat sederhana
16. Anak dapat mengeja atau menulis nama lengkapanya
17 Anak dapat menceritakan kembali cerita yang telah dibaca dengan suara keras
18 anak dapat menyampaikan pendapat melalui menggambar, menulis, atau berbicara
19 Anak dapat mengidentifikasi dan menulis angka 0-20
20. Menghitung dengan satuan dan puluhan hingga 100
21. Menyelesaikan soal penjumlahan sampai dengan 10
21. Menyelesaikan soal pengurangan dengan angka 0-10
22. Mengetahui bentuk dasar seperti persegi, segitiga, segi empat, dan lingkaran
23. Mengetahui alamat dan nomor telepon nya untuk keperluan keamanan diri
24. Anak dapat berpartisipasi dalam kegiatan gerak tubuh (seperti senam atau tari) dalam kelompok
25. Anak dapat menggunakan berbagai bahan-bahan seni untuk pengalaman eksplorasi
Lalu bagaimana tentang kemampuan membaca? Mungkin banyak para orang tua yang merasa panik ketika anak-anak belum bisa membaca saat usia lulus TK. Dalam buku Miseducation Preschool at Risk, David Elkind justru merekomendasikan untuk mulai belajar membaca secara simbolik saat usia anak anak kehilangan gigi susu. Meskipun begitu pada beberapa anak yang mampu dan menunjukkan minat serta melakukan dengan senang, proses belajar membaca bisa dilakukan lebih awal. Hal yang jauh lebih penting dari mengajarkan skill membaca adalah:
1. proses menamkan kecintaan kepada buku dan ilmu
2. Melatih kemampuan anak dalam memahami isi bacaan.
3. Memperluas kosakata melalui kegiatan membaca
4. Memperluas wawasan melalui kegiatan membaca
1. proses menamkan kecintaan kepada buku dan ilmu
2. Melatih kemampuan anak dalam memahami isi bacaan.
3. Memperluas kosakata melalui kegiatan membaca
4. Memperluas wawasan melalui kegiatan membaca
Ketidakbijaksanaan dalam.mengajari anak-anak membaca justru dapat berakibat menghilangkan fitrah mereka sebagai manusia pembelajar. Fenomena saat ini banyak anak-anak yang mampu membaca tapi tidak mampu menangkap isi bacaan karena kekurang tepatan langkah awal dalam mengenalkan dunia membaca.
Dari pemaparan diatas ternyata proses menciptakan lingkungan yang mencerdaskan anak menjadi sangatlah sederhana. Orang tua yang ingin melakukan homeschooling di usia dini tidak perlu terlalu panik dalam menyusun kurikulum dan rencana pembelajaran. Dalam pendapat penulis yang dibutuhkan dalam usia awal-awal kehidupan mereka hanyalah sebagai berikut
1. Perbanyak menyusui secara langsung tanpa bantuan botol
2. Perbanyak diskusi tentang lingkungan sekitar
3. Perbanyak melibatkan mereka dalam pekerjaan sehari-hari
4. Perbanyak melatih mereka melakukan keperluan dirinya sendiri dan menyelsaikan masalah yang mereka hadapi
5. Perbanyak kegiatan membaca buku bersama mereka ean mendiskusikan isi bacaan
6. Perbanyak olahraga bersama mereka
7. Perbanyak melakukan kegiatan bermain aktif
8. Perbanyak cinta dan kasih sayang
9. Perbanyak membaca al quran sejak dalam kandungan
10. Perbanyak doa dan sedekah, insya Allah
1. Perbanyak menyusui secara langsung tanpa bantuan botol
2. Perbanyak diskusi tentang lingkungan sekitar
3. Perbanyak melibatkan mereka dalam pekerjaan sehari-hari
4. Perbanyak melatih mereka melakukan keperluan dirinya sendiri dan menyelsaikan masalah yang mereka hadapi
5. Perbanyak kegiatan membaca buku bersama mereka ean mendiskusikan isi bacaan
6. Perbanyak olahraga bersama mereka
7. Perbanyak melakukan kegiatan bermain aktif
8. Perbanyak cinta dan kasih sayang
9. Perbanyak membaca al quran sejak dalam kandungan
10. Perbanyak doa dan sedekah, insya Allah
Referensi
http://en.m.wikipedia.org/wiki/Intelligence
http://www.greatschools.org/students/academic-skills/1207-kindergarten-benchmarks.gs
http://www.icanteachmychild.com/71-things-your-child-needs-to-know-before-kindergarten/
Miseducayion preschool at risk; David Elkind
http://en.m.wikipedia.org/wiki/Intelligence
http://www.greatschools.org/students/academic-skills/1207-kindergarten-benchmarks.gs
http://www.icanteachmychild.com/71-things-your-child-needs-to-know-before-kindergarten/
Miseducayion preschool at risk; David Elkind
Monday, 14 September 2015
KOMUNIKASI PRODUKTIF
AyBun, salah satu tugas kita sebagai orang tua dari anak-anak kita adalah membangun peradaban. Peradaban yang paling utama sekali adalah peradaban dalam keluarga, dan dari keluarga nanti diharapkan dapat menyebar ke masyarakat.
Untuk membangun peradaban dalam keluarga adakalanya kita butuh bantuan orang lain, misalnya saja sekolah. Nah, ketika memilih sekolah pilihlah sekolah yang sesuai dengan visi dan misi keluarga kita agar proses pembangunan peradaban yang kita inginkan tercapai.
Salah satu pilar penting dalam pembangunan peradaban itu adalah "Komunikasi Produktif". AyBun, mari kita telusuri satu persatu sembari menjawab latihan pertanyaan ringannya yach!
Untuk membangun peradaban dalam keluarga adakalanya kita butuh bantuan orang lain, misalnya saja sekolah. Nah, ketika memilih sekolah pilihlah sekolah yang sesuai dengan visi dan misi keluarga kita agar proses pembangunan peradaban yang kita inginkan tercapai.
Salah satu pilar penting dalam pembangunan peradaban itu adalah "Komunikasi Produktif". AyBun, mari kita telusuri satu persatu sembari menjawab latihan pertanyaan ringannya yach!
Thursday, 10 September 2015
KESEHARIAN
Wainnaka la'ala khuluqin 'azhiim (Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur. (QS Alqalam : 4)
Tidak ada keseharian seorangpun yang baku dan layak ditiru bulat-bulat, kecuali hanya keseharian Nabi Muhammad, Rasulullah saw, karena keseharian beliau adalah Alqur'an, pedoman hidup bagi seluruh manusia.
Subscribe to:
Posts (Atom)